Bahasa Indonesia itu seperti busa yang dimasukkan ke dalam air. Dia menyerap air banyak sekali dan menjadi basah kuyup karenanya. Tetapi kita tetap dapat membedakan mana yang busa dan mana yang air. Busa itu adalah bahasa Indonesia sedangkan air yang diserapnya adalah bahasa-bahasa lain.
Terkait dengan bahasa-bahasa lain yang diserap oleh "busa bahasa Indonesia" ini, ada yang memahami bahwa bahasa-bahasa lain itu adalah bahasa asing atau bahasa yang berasal dari luar negeri, misalnya bahasa Inggris atau bahasa Belanda. Tentu saja ini tidak benar.
Sebagai bahasa yang benar-benar baru namun telah diakui sebagai bahasa persatuan di dalam UUD 1945, bahasa Indonesia terus berkembang. Salah satu perkembangan ini terjadi melalui penyerapan kosakata dari khasanah-khasanah bahasa lain. Walaupun penyerapan yang paling kentara adalah penyerapan dari bahasa-bahasa asing, namun bahasa Indonesia juga menyerap kosakata dari bahasa-bahasa daerah.
Terkait dengan bahasa-bahasa lain yang diserap oleh "busa bahasa Indonesia" ini, ada yang memahami bahwa bahasa-bahasa lain itu adalah bahasa asing atau bahasa yang berasal dari luar negeri, misalnya bahasa Inggris atau bahasa Belanda. Tentu saja ini tidak benar.
Sebagai bahasa yang benar-benar baru namun telah diakui sebagai bahasa persatuan di dalam UUD 1945, bahasa Indonesia terus berkembang. Salah satu perkembangan ini terjadi melalui penyerapan kosakata dari khasanah-khasanah bahasa lain. Walaupun penyerapan yang paling kentara adalah penyerapan dari bahasa-bahasa asing, namun bahasa Indonesia juga menyerap kosakata dari bahasa-bahasa daerah.